Senin, 31 Januari 2011

Kepada Ketua Geng Pisang

Jakarta, 31 januari 2010


Dear @


Jadi, hari ini tema adalah 'Selebtwit' dan dari awal saya denger tema ini, yang terlintas pertama kali di otak saya cuma akun @. Ini saya, yang sering diisengin alias dimentionin 'anak-anak' ( @ dan @ ) om dan 'ditawarkan' sebagai calon mamah untuk mereka karena (katanya) mirip dengan idola om, Syahrini. (padahal aslinya gak mirip sama sekali, alias semua itu Fitnah!) -____________-' #mukaselebarselatsunda

Jadi, diantara beberapa 'Selebtwit' yang saya follow, om Henry Manampiring lah yang menurut saya 'paket lengkap' menghiburnya. Om bahas soal sosial, politik, lucu-lucuan dan bahkan jago gombal. Yang lebih kerennya adalah om bahas isu-isu politik dan sosial tetap dengan ciri khas om, tetap dibumbui becandaan dan santai, headline akun twitter berita dan soal-soal absurd pun selalu dikomentari atau dijawab dengan unik dan bisa bikin ketawa-ketawa sendiri tiap bacanya. Belum lagi semangat om untuk membuat buah pisang menjadi makin terkenal ditwitter, sungguh mengharukan :') (halah *dikeplak*)

Jadi, yang tidak kalah penting adalah sesungguhnya setelah om mengganti avatar yang sekarang-tattonya-keliatan, om tuh jadi bahan perbincangan kami-para-wanita-followers-om. Yup, selain tweet om yang menarik dan menghibur, avatar om kali ini bikin kami . :D

Jadi, kebiasaan ngetweet om dipagi hari dengan tweet-tweet segar dan ga bikin sakit mata, sungguh menghibur kami para followers. Tiap pagi, pasti saya suka ketawa-ketawa sendiri tiap baca tweet om. Secangkir kopi, sepotong roti, sebuah pisang dan timeline dengan tweet @ sejak empat bulan lalu telah menjadi sarapan WAJIB saya sehari-hari.

Jadi, bersamaan dengan surat ini, saya Eka Otto, Gemini, hampir 25 tahun, perempuan (apasih, ka? ) menyatakan bahwa saya adalah Fans Berat tweet-tweet @ si Ketua Geng Pisang! dan semoga aja, tidak akan ada pernyataan dari Roy Suryo bahwa yang selama ini yang mengelola akun @ adalah orang lain alias 'admin' semata. (lu kate bang Henry itu Tiffie? *dikeplak lagi* )


Jadi, setelah membaca ulang surat ini, kenapa setiap paragrafnya diawali dengan 'Jadi' ? :| sepertinya ini efek grogi, :|

Om Henry! sekian surat (cinta?) saya, makasih loh klo udah disempetin baca. Semoga om Henry cepat-cepat ketemu sendok (dan garpu)-nya biar piringnya lengkap dan makin asik pas dipake makan. Bahagia selalu om! tetap menjadi @ yang selama ini kami liat ditwitter, menyenangkan dan lovable. :)

Empat kali empat sama dengan enam belas, sempat tidak sempat, udah Om, suratnya jangan dibalas. (siapa juga yang mau balas -_____-')



Salam #PisangPisangDiudara






---Oleh:


(diambil dari: www.sisayappatah.tumblr.com)

Sang Pencipta Kata

Hai!

Aku memanggilmu dengan sebutan apa ya? Kakak, mungkin? Karena sepertinya kau lebih tua dari ku.. Ups! Hihihi

Ok, aku akan memanggil namamu saja. Kau tak keberatan bukan?

Aku siapa? Ah sudahlah, tak penting kau tau siapa aku.. Anggaplah aku satu dari beribu followers yang mengagumimu.. Mengagumi kata-katamu.. Ah, kau begitu mempesona dibalik rangkaian indah kata-katamu..

Aku memang tidak tau siapa pencambuk inspirasimu, tapi aku benar-benar berterima kasih karena telah membuatmu melukis lewat kata.. Itu indah! Kau tau itu? :)

Aku mulai mengenalmu sejak kau mulai bertukar email dengan temanmu.. Teman yang kau bilang mengagumkan itu.. Ya, email “Pencinta Katamu” dengan @rahneputri

Awalnya aku tak begitu tertarik.. Tapi entah magnet apa yang sedang menarikku sore itu, tau-tau aku sudah duduk di depan laptop dan membaca satu demi satu email “Pencinta Kata”..

Aku mulai mengagumimu, maksudku kata-kata dari pencinta kata mu itu.. Kau membuatku percaya bahwa sastra tidak selamanya membosankan.. Bahwa sastra bisa saja begitu menarik, dan kau bagai magnet yang membuat sastra jauh lebih menarik dari yang pernah kubayangkan..

Aku mulai mengagumimu dan mulai memfollow akun twittermu @zarryhendrik dan kau membuat TimeLine ku jauh lebih menarik, karena kau selalu melukiskan perasaan dan pikiranmu lewat kata-kata indah itu..

Kemudian aku juga memfollow tumblrmu.. Dan kau tau, kau membuat mulutku (kembali) berdecak kagum.. Kau penyair yang hebat! Kau Sang Pencipta Kata.. Ah, kapan aku bisa mencipta kata hebat sepertimu..

Mau menjadi guruku, Zarry? Hahaha
Sudahlah, aku hanya bercanda :)

Zarry kau tau, kau menginspirasi banyak orang, termasuk aku, tentu saja! Meskipun kata-kata yang kulukiskan tak pernah seindah kata-katamu, tapi tak apa.. Toh aku masih “Anak Kemarin Sore” sedang kau adalah “Dewa”.. Ya anggaplah saja begitu..

Teruslah meluskis dengan kata-katamu, Zarry :)

“Aku terlalu mengenal kamu, sampai aku tak kenal waktu” ~ Zarry Hendrik

PS: aku menunggu kelanjutan ceritamu “Kemarin #1” :)



---Oleh:


(diambil dari: www.bedeebeeppp.tumblr.com )

Untuk yang mengaku Sayapnya Patah (@ekaOtto)

Selamat Malam...(kalau bacanya malam), kalau bacanya siang atau pagi, Ya selamat siang. Dan ya selamat pagi. Eh, salam kenal dulu deh. Ini aku yang suka nanya-nanya di twitter tentang #30HariMenulisSuratCinta. Awalnya hanya sering lihat namamu di tweet orang-orang yang lebih dulu aku follow. Awalnya lagi aku mikirnya, nama Eka itu cowok (maaf ya).

Karena Twitter buatku adalah dunia kecil yang maya, tapi juga hidup dan nyata (bingung...? aku juga bingung sendiri ). Makanya aturannya Follow yang kamu suka. Unfollow yang kamu gak suka. Dan aku akhirnya follow kamu. Avatar pertama kamu, aku dibuat bingung mau lihat gimana, kebalik gitu fotonya. Setelah ganti avatar, eh kamu cantik ya. Ganti avatar lagi tetap cantik. Ya cantik mau di bikin apa juga tetap cantik.

Oh, yah kamu juga baik hati. Kenapa?. Ya, selalu rajin menjawab semua pertanyaanku. Juga mentionku. Kadang-kadang kalau baca tweet kamu aku suka senyum. Bahkan tertawa. Apalagi yang terakhir. Waktu kamu naik bus, dan salah jurusan. Antara lucu dan kasihan.

Kalau dari tweet kamu, gambarannya kamu itu kecil, imut, ngegemesin (sini cubit pipinya), dan pasti selalu buat orang di sekitarmu langsung sayang dan rela melindungi. Benar gak?.

Eh, aku juga mau terima kasih nih, kamu sudah rela kerja dobel. Kerjaan resmi kamu, di tambah kerjaan sebagai Tukang Pos khusus surat cinta. Membaca surat-surat dari banyak pencinta termasuk aku.

Terima kasih juga sudah memilih beberapa suratku untuk di post di blog #30hariMenulisSuratCinta. Buatku itu besar artinya. seperti meneguhkan hatiku untuk terus belajar menulis.

Ah sudahlah, daripada jadi lebay dan lama-lama alay, aku pamit ya....:-)


Dari.
Ama Achmad

Ps :
  • Jangan pasang avatar lain, selain muka kamu. Orang ngiranya kamu cowok. wah gak kebayang deh ada cewek nembak kamu.
  • Ini penting. Lain kali jangan jalan sendirian kalau gak tahu jalan pulang!.

---Oleh:


(diambil dari: www.amaachmad.blogspot.com )

Kamu yg datang dari alam lain

kepada yang termirip lemper, @poconggg.

sekian dan aura kasih.


---Oleh:


(diambil dari: www.corengmoreng.tumblr.com )

Hallo Dosen TDSR

Kepada Dosen TDSR yang saya kagumi pelan-pelan menghanyutkan

Karna judul surat cinta hari ini harus di kirim ke selebtwit, hari ini saya kirim penuh kekaguman dan haru biru kepada salah satu dosen tercantik di per-DKV-an ITHB! *aseeek* *lewat tante ela mah* *lewat simpang* #kalem

Hallo Tante Okke, maaf ya kalau saya tak terbiasa menyebutmu dengan sepatumerah seperti yang biasa mereka panggil untuk dirimu itu. Karna saya, emm saya adalah (sekali lagi ya) Saya adalah (harusnya) salah satu mantan mahasiswa TDSR anda (TDSR = Teori Dasar Seni Rupa) *bener gak itu tante?* *di gaplok sepatu*

Mengapa ada kata “harusnya” yang di kasih kurungan? Karna sebenernya saya tidak pernah lulus TDSR!! Ngahahahahaha (gue bisa bayangin kalo tante okke baca ini pasti mukanya langsung gini -_____________________- *muka selebar jalanan dipatiukur*

Saya gak pernah ikut kelas TDSR, karna jamnya yang kepagian dan mata kuliah setelahnya itu sangat bahaya untuk dilewatkan! NIRMANA!!

Saya gak pernah punya cukup waktu untuk tidur karna nyelesaiin tugas2 ajaib itu. Alhasil kadang pun sembari TDSR sedang berlangsung saya masih di luar ruang TPB bergelut dengan silet dan cat poster. Eh tapi pernah deh sekali dua kali ikut TDSR, tapi tidur di blakang TPB *numpang adem ada AC*. Alhasil pula lagi ni, saya jadi gak hafal nama dosen2 TDSR satupun termasuk tante okke. (hebat)

Lalu dari mana saya mengetahui tante okke? Tante setelah baca pembukaan surat di atas pasti mikir yang mana sih ni anak? Pembukaan surat aja curhat nteu puguh gak pernah ikut TDSR -_____-

Jadi saya ini adalah anak 2009 yang pernah meminta untuk memotret Tante Okke sekali dalam rangka tugas CK 0,5 M melukis wajah para dosen di kertas 4 kali A0!! Yaoloh A0 loh tanteeeee A0! (panitia bangke nugelo!) Dan saya inilah yang mendapat tugas pertama untuk memotret wajah para dosen-dosen sebelum akan di gambar ke 4 kali A0 itu.

Saya ingat siang itu menenteng kamera, masuk ke ruang dosen, sembari mencolek om idhan lalu bertanya : Dosen ada sapa aja om? | Ada tuh Tante Okke (yang padahal harusnya dosen gue) | Baik gak tante okke itu om? | Baik kok, masa kamu gatau tante okke | Ah yasudah saya coba.

Lalu aku masuk ke ruang dosen mendapati si sepatumerah sedang duduk manis memegang cangkir siang itu. “Tante, maaf ganggu. Selamat siang. Saya boleh foto tante gak? Ini tugas ospek jurusan harus menggambar muka dosen” | Tante Okke : *gak banyak bacot* “Okey, mau dimana? Di sini aja? Atau harus berdiri” | Damn!! Saya itu langsung pengen nangis loh tante, kenapa? Karna untuk mendapatkan foto dosen-dosen yang lain itu tidak semudah dan sesupel respon Tante Okke! Kyaaaaaaaaaaaaaa! Tante Okkeeeeeeeeeee!! (lalu kemudian saya mulai menyesal selalu bolos TDSR) Bener loh tante, mau dapet foto dosen lain itu susahnya minta ampun banyak bacot.. Tante Leti aja mau di fotoin ogah2an, sekalinya mau di foto harus berdua dempet kepala sama tanteeee …… (entah namanya itu yang partner TDSR tante okke juga) Kan ribet yah mau krop kepalanye buat di tresing! Apalagi minta foto sama dosen2 cowok aduuuuuuuuuuuuuuuh! Om Andilah sudah itu yang paling jago membuat saya galau gak bisa dapat muka dia. Harus nunggu dia maen PS dululah, nunggu dia slesai ngajar Tipo dululah. Ampun deh saya di lempar-lempar kaya karung beras. Om uci aja saya musti ke rumahnya sendiri ambil pake plesdis, karna beliau tidak mau saya foto langsung (inget2 ini pengen nangis) Pokoknyayah, ga ada yang se baik tante okke. Tante Okke the best! *ngacungin dua jempol* Apa tante sudah mengingat saya yang mana?

Tapi saya sudah keluar dari DKV tante, jadi memang setelah itu saya sudah jarang terlihat muncul di permukaan bumi DKV raya. Tapi saya seneng bisa sekali itu mengetahui seorang tante okke adalah dosen yang baik.

Lalu lama kemudian setelah itu saya mengenal sosok yang bernama @sepatumerah lewat twitter. Pertamanya karna munculin #30HariMenggambar. Saya ikutan tante, tapi stop di hari 15. Lalu aku lihat juga kok kata2nya diritwit di timeline. Emmm, follow ah. Oh namanya Okke (di sini saya belom ngeh dong itu tante okke) Lama-lama, saya suka dengan twit2nya tante okke. Si tukang racun #hastag!! Dia racun semua followersnya untuk ikutin hastag yang dia bikin dan membuat yang lain juga memunculkan hastag-hastag semacamnya. Dan lalu akhirnya seorang teman saya yang saya panggil Rienda (ketua angkatan 2009) ngomong : Eh kamu ikutan #30HariMenggambar? Tante okke juga loh.. | Gue : Hah?? Tante Okke?? Tante Okke TDSR?? | Rienda : Iyaaaa!! Apa gitu twitternya.. sepatumerah gitu?

Gue : HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH??? HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAAA!! *langsung ketawa di depan tembok* *ambil tali* *gantung diri dikamar* Asli! Saya langsung nepok jidat ampe merah semerah sepatu tante!!

Ooooooooooooooooooh ternyata oh ternyataaaaaaaa yaaaaaaaaa!! Si @sepatumerah itu (harusnya) dosen saya dooong!! *di lempar sepatu aja saya tante* *pasrah*

Maaf tante saya memang gak aktif di dunia pertwitteran, saya aja loh blah bloh pas tau ternyata tante okke itu si sepatumerah yang ramai di bicarakan di timeline -______________-

Jadi kira2 demikian tante saya mengenal sosok seorang sepatumerah itu, saya jadi kehabisan kata setelah akhirnya tante sudah tau saya ini mahasiswa model macam apa. Ngahahaha

Dan ini tante sedikit foto menggambar kami yang gagal. Setelah stor ini kita di suruh gambar ulang 4 kali A0 lagi masaaa. Hahaa (lagi-lagi panitia bangke nugelo) Tapi ini kenangan, kenangan saya memotret sepatumerah lalu di gambar super besar bersama wajah dosen lainnya bersama anak-anak DKV 2009.


(bisa taulah ya tante okke yang mana)

Saya mau masukin foto asli yang saya fotoin tante waktu itu, namun seminggu setelahnya foto itu hilang bersama laptop saya -___________- Bagus!! Hidup (anak kost) di Bandung memang keras!

Sekian surat cintanya buat tante okke! Surat cinta gitu ini?? Surat cinta doooong!!! Karna dosen kedua yang saya cintai setelah Om Ju adalah Tante Okke!!

Tertanda,

Priskila Eirene | NIM : 2109090

P.S : Tante saya mau beli buku 4 Musim Cinta. Nanti saya boleh minta tandatangan sama cap bibirnya gak? Sekalian kita berkenalan ulang :)

______________________

twitter : @sepatumerah



---Oleh:


(diambil dari: www.heykila.tumblr.com )

If I Were A Boy

teruntuk @rahneputri

Sejujurnya, saya minder menuliskan surat ini untuk kamu. Saya yakin kamu akan menerima beberapa surat yang bagus-bagus dari tweeps diluar sana yang sedang mengikuti proyek #30HariMenulisSuratCinta, belum lagi kamu adalah seorang pecinta sekaligus perangkai kata yang hebat, tapi justru karena itulah saya menuliskan surat ini untuk kamu. Seseorang dengan akun twitter yang saya anggap cukup berpengaruh di timeline saya. Ah, dan saya juga jatuh cinta pandangan pertama pada Tumblr kamu, SADGENIC. Jadi bukan tanpa alasan kalau kamu tiba-tiba ada dalam daftar following saya di twitter pun di Tumblr. :)

Rahne, tiba-tiba saya merasa kata-kata saya tercekat karena menuliskan surat untuk pecinta kata yang hebat. Saya tidak bermaksud membuat kamu terkesan dengan apa yang saya tuliskan tapi saya harap saya bisa memulai awal yang baik untuk sebuah pertemanan. *deg-degan*

Ini gila, sebelumnya saya tidak menuliskan surat cinta untuk seorang wanita. But Rahne, u make me did it. haha. Saya memang tidak mengenal kamu sama sekali, tapi kalau saya jadi lelaki, well then Rahne, u are my kind of girl that i’m looking for. If i were a boy, i’ll be the one who belong to the twitter account of @jodohnyarahne :D :D *sumpah ini bukan #anjinggombal :D*

Tanpa basa-basi lagi di akhir surat ini saya ingin mengucapkan: “salam kenal yaaa Rahne”, semoga suatu saat saya bisa menyebutkan kalimat tadi secara langsung dan berjabat tangan dengan kamu.

You are made by love. That’s why you’re lovely

From

one of your thousand Followers, a girl who admire you most.

:)


---Oleh:


(diambil dari: www.berceloteh.tumblr.com )

Celebritweets

Dear Rahne dan Vabyo,

I have a little confession to make. No, not a little dirty secret. Hanya pengakuan kecil yang (mungkin) sebenarnya tidaklah terlalu penting.



Begini. Sebetulnya, saya tidak berencana untuk ikut @piknikasik kemarin, karena terus terang saya selalu merasa kurang nyaman berada di tengah-tengah orang “baru”. I am an introvert that seems extroverted, at least that’s what people told me when they read my tweets. Saya selalu merasa gelisah. Mati gaya. Gaya mati meninggalkan belang. Halah! Begitulah pokoknya :))

But anyways, I am glad that I came! Yang merubah keputusan saya untuk akhirnya datang kemarin adalah karena kebetulan saat ini saya sedang menginap di daerah Ciganjur. Dan memang saya sedang sangat suntuk. Dan saya pun datang. Dan saya pun senang. Dan saya pun senang bahwa saya datang!

Dear Vabyo dan Rahne,

Terima kasih karena telah menyelenggarakan acara seasyik kemarin itu. Memang saya kemarin masih merasa canggung, tapi dengan seiringnya berjalannya menit dan jam, saya merasa lebih nyaman. Merasa berada di rumah. Merasa berada di tengah keluarga. And that feeling rocks!

Mengutip tweet saya sendiri kemarin sepulang saya dari Ragunan:

Tweeting friends seem understand us more than real life friends, because we only follow & be followed by people who share the same thoughts, And also because we don’t filter our thoughts, or try to be someone else we aren’t. Twitter is the place where people share their most honest thoughts.



Ya. Saya pikir, mungkin itu penyebabnya. Meskipun saya tidak kenal dengan sebagian besar orang yang hadir kemarin, dan tidak sempat bertegur sapa juga, tapi saya bahagia sekali bahwa akhirnya saya bertemu dengan sebagian orang-orang yang saya follow di Twitter.

Rahne,



Kemarin itu pertemuan kita ketiga ya? Yang pertama kita bertemu di Kemang saat Iru datang ke Jakarta. Yang kedua (dan lamanya tidak lebih dari lima menit) adalah saat gathering @anjinggombal di Thai & I - PIM.

Dari tiga pertemuan itu, saya berkesimpulan bahwa kamu adalah orang yang rendah hati, selalu ceria, cerdas, tetapi memiliki hati yang polos :)) Maaf, jika saya mengamatimu. It’s a curse. Saya tanpa sadar selalu mengamati orang. Hehe. Anyways, you are such a sweetheart, Rahne. And I believe that someday you’ll be more special than you are today in many ways.

Vabyo,

Thank you very much for the warm “hi”! Mungkin kamu mengenali saya melalui foto yang di-posting oleh Rahne di Twitternya, sebelum kami memasuki Taman Margasatwa Anak. But anyways, it was such a sweet surprise! Thanks for making me feel welcomed :))

Dear @rahneputri dan @vabyo,

Mungkin lain kali saya akan lebih “berani” lagi untuk hadir di acara-acara gathering semacam itu. Apalagi jika diadakannya tidak terlalu jauh :D

Mungkin ini bukan surat cinta ya, tetapi surat ucapan terima kasih dari salah seorang follower kalian yang mencintai pemikiran kalian yang tertuang dalam garis waktu saya, yang mengubah pertemanan dunia maya menjadi nyata. Dan yang pasti, yang baik budi dan tidak sombong. Kalau cuma Mas Boy aja sih lewat, lah :))

Sudahlah. Sebelum kalian bosan dan saya makin “menggaring”, sebaiknya saya sudahi dulu surat ini. Sampai bertemu di garis waktu, sebelum bertemu lagi di acara berikutnya.


Dengan cinta,
@Dear_Connie



---Oleh:


(diambil dari: www.poeticonnie.tumblr.com )

Wanita Penguasa Kata

Kepada @rahneputri

Dear wanita dengan kamus kata - kata indah di jemarinya.

Akhirnya kita bertemu lagi di seuntai kertas dari seorang yang sungguh mengidolakanmu dalam kategori penulis kata - kata indah yang menginspirasi kehidupan yang penuh akan cinta.
sebenarnya tema yang diberikan oleh para tukang pos cinta kali ini sungguh membuat tanganku gemetaran karena harus mengirim surat kepada selebtwit yang kebetulan selebtwit yang aku idolakan adalah wanita perangkai kata - kata manis dimana aku ingin menjadi seperti dirimu.

dulu aku tidak suka dan entah mengapa aku bosan dengan apa yang dilakukan oleh penulis.
kata - kata yang terlalu biasa, berputar - putar, sampai - sampai imajinasiku mentok memikirkan kata - kata yang tidak biasa ku pakai lalu aku membacanya.
donor darah.
itu dimana kita pertama kalinya bertemu bukan?
duduk manis menunggu giliran, mengobrol sambil menyantap beberapa keping keripik kentang rasa keju.
engkau wanita yang polos dan lucu.
jujur, aku belum tau jika kau adalah seorang penulis yang paling aku kagumi pada abad ini.
dari situ aku memulai follow akun twittermu.

secara iseng aku membuka situs tumblrmu.
dan…
entah kenapa.
aku menemukan suasana yang berbeda di dunia penulis dalam tumblrmu.
pertama aku geli melihat kata - kata yang bisa diungkapkan hanya dengan satu kata tetapi kau menggambarkannya dengan bermacam kata yang menurutku sangatlah mubazir.
aku baca yang lainnya.
aku baca lagi.
dan akhirnya aku pun jatuh cinta pada tulisanmu.

lalu aku berbincang pada temanku yang mengenalkanku padamu. ya, Ridla yang menjadi teman menonton di bioskop ataupun musikal selama aku di Jakarta.
ternyata engkau adalah seorang penulis anjing gombal.
disitu aku mulai menganga.
secara spontan aku mulai berkhayal di saat itu.
ingin menulis kata - kata seperti apa yang kau tulis di halaman tumblrmu.
dan aku pun lalu membuat tumblr dan belajar menulis kata - kata indah sepertimu.

ingin sekali aku mention dirimu dan menuliskan 140 huruf yang intinya berisi kalau aku ingin diajarkan menulis kata - kata seperti itu.
tapi aku malu.
entah kenapa aku malu.
mungkin karena aku memang belum begitu terlalu sering bertemu dan kenal lebih jauh denganmu.

Kak Rahne, si pencinta kata.
aku selalu berharap jika aku menjadi dirimu.
penyulap kata - kata indah yang berserakan di kamus menjadi beraturan bila kau yang menulisnya.

aku.
pemuja ukiran kata - kata indah karyamu di dunia maya.



---Oleh:


(diambil dari: www.crezative.tumblr.com )

Blogger Juga Ada Bapaknya

Kepada Bapak Blogger Indonesia yang murah senyum: @enda

Hai, bang Enda yang baik hati dan tidak sombong :D salam kenal (lagi) untukmu.

Pertama mengetahui bang Enda adalah bapaknya para blogger justru pada tahun 2007, lima tahun dari pertama kali aku membuat blog. Ketika orang lain hanya berkutat pada e-mail dan milis, aku sudah membuat blog untuk pengarsipan tulisan. Awalnya sih untuk sarana menulis dan ajang menarsiskan diri. *halah*

Mengenal sosok bang Enda secara tak sengaja blogwalking ke blog teman. Dia lulusan Teknik Kelautan ITB. Ngobrol dan tanya-tanya, eh, ternyata dia kenal bang Enda. “Dia mah seleb blogger,” begitu kata temanku. Kami tertawa bersama.

Predikat Bapak Blogger Indonesia mungkin tak salah. Karena sepak terjang abang untuk memasyarakatkan blog pada Indonesia. Kemudian menjadi Presiden bagi para blogger Indonesia menjadikan nama bang Enda semakin terkenal. Hingga pada saatnya bang Enda dan Ndoro Kakung juga para petinggi blog lainnya membuat dagdigdug.com sebagai wadah blog asli Indonesia. Keren! Aku punya akun di sana dan belum kuperbarui lagi :D *lupa paswor* *standar banget sih?*

Hingga setiap kali ada Pesta Blogger, aku tak pernah bisa hadir. Apes banget dah! Ada saja halangannya… Padahal ingin bertemu dengan bang Enda, satu-satunya orang yang ingin sekali kutemui dari ratusan petinggi blogger yang lain. *mulai lebay jaya*

Iya, sampai banyak teman yang bilang aku norak. “Pengen ketemu Enda sampai segitu desperatenya?” Aku hanya nyengir. Berteman di Facebook, following you on twitter, punya YMnya, tetap belum puas. Biar deh dibilang kampungan, norak, lebay, atau apapun itu.

Sukses terus ya Bang Enda Nasution. Semoga kiprahnya di dunia blog di Indonesia semakin berkibar. Jangan lupa rakyatmu yang satu ini ingin bertemu. *teteup* Di acara Pesta Blogger tahun ini? *crossfinger* Semoga tak ada halangan lagi… :(

dari seorang blogger (yang kata sebagian teman: veteran) dan tetap butuh ilmu perbloggeran: Andiana

Pagi cerah di Depok, semoga begitu pula di tempat bang Enda.


---Oleh:


(diambil dari: www.romansapena.wordpress.com )

Untuk Si Penulis

Kepada :

@radityadika

Bang Dika,

Langsung aja ya? Ga usah pake basa-basi nanya kabar, aku cuma bisa ngarep yang terbaik buatmu.

Sudah lama aku pingin nulis surat semacam ini, tapi malu. Hehehe

Terus waktu ada kesempatan nulis surat semacam ini, yang pertama kali terlintas, ya nulis buat bang dika. Semoga, ini bisa memberikan tambahan semangat buatmu ya!

Meskipun kalau dimention bang dika sering nyuekin, tapi aku tetep follow loh!

Aku suka tulisanmu, terlihat pintar. Pasti seneng banget ya kalo kita bisa ngobrol, ga bakalan bosen, karena mungkin banyak banget yang bisa diomongin.

Aku suka nebeng baca gratis di toko buku bang, ngebaca bukunya bang dika yang dikomikin. Soalnya kalo beli, ntar sehari aja udah abis. (ngeles sih sebenernya)

Tapi aku tetep beli ko kalo ada yang menyangkut raditya dika. Meskipun ga semuanya, cukup yang aku denger aja.

Aku seneng ngebaca tulisan kamu, apalagi waktu lagi romantis, itu kurang lebih lah sama neil gaiman. Mudah-mudahan ntar tulisanmu bisa setaraf itu ya! Can’t wait. Dulunya aku juga ga ngeh sama buku-bukumu, tapi terus nyoba baca satu. Ternyata nyesel. Soalnya aku bisa ngabisin satu hari baca terus. Ada ya, orang kaya gini dikehidupan nyata. Ini serius.

Oya, waktu kamu dateng ke Jogja buat talkshow, aku juga dateng loh. Tapi ga bisa ngeliat soalnya kamu dikerubutin orang banyak, lagian aku pendek. Jadinya cuma denger suaranya aja. Itupun waktu udah mau abis. Tapi seneng! Soalnya bisa ngebanggain ke temen-temen, meskipun mereka juga ga peduli. Tapi aku peduli bang!

Sebenernya ini surat cinta atau surat fans sih?

Aku ga jago ngegombal bang, jadi mungkin kalo disuruh nulis surat cinta, ya gini lah. Sugesti aja bang,, angap ini surat cinta…suraaaat cintaaaaa

Maka jadilah ini surat cinta. Dan aku yakin, yang ngirim surat cinta untukmu bukan cuma aku. Dan mungkin, dibanding mereka, aku standar banget. Karena cinta susah untuk dideskripsikan, dan aku ga yakin apa yang aku rasain ini. Dan mungkin, cinta itu overrated. Tapi bisa dong, ini dijadiin koleksi. Setidaknya, cuma itu.

Hmmm…

Mungkin segini aja ya bang, sejujurnya, banyak banget yang mau aku ceritain, tapi aku ga tau gimana nulisnya. Sumpah, tangan ini masih pingin ngetik panjang-panjang dan perut ini melilit membayangkan seandainya surat ini sampai di layar laptopmu.

Aku mengharapkan terbaik buat bang dika, dan semoga semua tulisanmu mampu membuat aku tetap cinta, aku, dan semua orang. Semoga keluargamu juga diberi yang terbaik, aku ngefans sama mereka J

Oya, sama supirnya bang dika! Ha! Aku penasaran sama dia. Hehehehe

Semoga bang dika cepet punya pacar, supaya aku bisa menemukan setidaknya satu cerita romantis di bukumu yang akan datang.

Aku nungguin bang, nulis yang semangat ya! Tetap seperti ini, jangan berubah, tapi boleh loh jadi lebih baik lagi.

Dan meskipun nanti di twitter mention aku bakal ga kebaca karena tertimpa mention-mention dari followersmu yang lain, aku tetap setia bang, selama kamu masih menuliskan tulisan-tulisan cerdasmu.

Lah ini jadi panjang banget ya.

Tertanda,

Aku.


---Oleh:


(diambil dari: www.marahmarahmulu.wordpress.com )

Ceritanya Penggemar

Teruntuk
@juliuzickboy


Hai mas Julius,

Siapa sih manggilnya....? Ya udah Julius ajah yah...

Kamu selebtwitt bukan yah..? Menurut aku sih selebtwitt. Soalnya kamu cukup banyak di RT orang..

Selebtwitt ajah lah yah, biar surat cinta hari #18 ini sah. Soalnya harus dikirim ke selebtwitt. Kalau kamu gak suka dibilang selebtwitt, ya udah selebritis ajah deh kayak Jupe dan Depe.

Di surat ini, saya cuma mau bilang......semenjak di RT sama Imam, saya jatuh cinta sama twitt-twitt kamu. Udah gitu doang....

Oh iya kapan dong kita mainmain #worldinfo lagi. Seru tauk..... Jadi bisa tahu perkembangan dunia dari sisi underground-nya... Aku soalnya pengen ngetwitt buat @infoWellington nih. Mau nanya kabar seseorang. Duh jadi malah curhat....

Ya udah deh. Segitu dulu surat cintanya.

Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Kalau ada pelajaran mengarang, boleh nanti dilanjut lagi.

Met tidur...


Ceritanya penggemar,
Em - Pengintai Bintang

(dikirim oleh @omemdisini tapi gak diposting di www.penyairduamusim.blogspot.com)

Helvetica dan Pemilik Senyum yang Tulus

Untuk Mas @nisankubur

Tentang siapa saya dan bagaimana rupa saya, mungkin tidak akan menjadi hal yang penting saat ini. Bukan lari atau sengaja untuk bergegas pergi hingga saya akhirnya hanya bisa berdiam diri.
Namun, saya tetap di sini. Memperhatikan dan terus mencoba menyapamu.
Seperti orang asing rasanya, saya hanya berani menulis dalam selembar surat. Itu pun berbentuk surat kaleng. Lucu, ya?
Kalau dianggap belum kenal, rasanya tidak. Kita pernah saling bertemu muka, berjabat erat dan saling bercanda menyatukan suara. Siapa saya? Lagi-lagi tidak terlalu penting.
Kira-kira saja, mungkin Mas bisa menebak.

Bolehlah, saya pernah punya rasa. Sedikit. Entahlah, tiba-tiba bisa terpikir ke arah itu. Saya juga bingung, Mas.
Secara pribadi, saya bukan termasuk orang yang gampang jatuh cinta atau bilang suka ke seseorang. Tapi, jika ini adalah perasaan seperti itu, saya sendiri juga tidak yakin. Atau sebatas mengagumi?
Tidak, saya tidak akan berbicara panjang lebar soal cinta-cintaan di surat ini. Sebatas bersyukur bisa mengenal seorang Mol Mulyono yang baik, tulus dan murah senyum. Seorang yang cerdas, terbuka dan rendah hati. Apa lagi? Masih banyak. Biar semuanya saya simpan dalam hati saja. Saya masih takut. Bukan takut karena mencinta tapi ketakutan akan kehilangan jika kamu mengetahui siapa saya.

Terima kasih, untuk kesempatan menulis perasaan saya yang sebenarnya dalam surat ini. Jujur, amat berantakan pemilihan kata per kata dan susunan kalimatnya. Maaf, saya juga baru tahu kalau ada program surat kaleng ini.

Lain kali, jika saya sudah siap, saya akan menulis lagi.


Salam manis,
Seseorang di antara 3185 orang followers setiamu.


Nb: Avatarnya lucu, tapi lebih bagus yang fotonya pakai kacamata dan senyum. That's your best.







==========================
Pemuja Rahasia,
terjebak sepi, di hamparan embun pagi

kepada @heykila

kepada @heykila

ini untukmu , yang menjadi kekasihnya..


hai usagi..
mungkin kau tidak akan mengira menerima surat kaleng ini.
perkenalkan, aku orang yang sangat mengagumi dan mencintai kekasihmu.
iya, tuxedo bertopengmu itu :D
maaf, kalau aku lancang mengirimimu surat seperti ini.
ini bukan surat ancaman atau apalah itu namanya.
ga ada maksud apa-apa kok.
aku hanya ingin mengucapkan selamat untukmu.
selamat karena kau lah yang menjadi pilihan hatinya :)

hei usagi,
kau tau, sejujurnya aku iri denganmu lho.
aku juga cemburu ketika tau kalau dia adalah tuxedo bertopeng milikmu.
apalagi setelah itu aku melihat kau dan dia sedang bercanda dan mengumbar kata cinta yang kadang muncul di garis waktuku.
aku iri dan terkadang benci ( maaf ya ).. :))
tapi aku sadar, kecemburuanku tak akan merubah apapun dan malah akan membuatku semakin gila memikirkannya.
maka ku putuskan untuk ikhlas dan menyadari kenyataan bahwa dia adalah milikmu yang tak mungkin ku ganggu.
karena dengan melihat dia bahagia dan mampu tersenyum kepada dunia saja itu sudah cukup untukku tersenyum juga dalam menghadapi rindu yang semakin menggila ini.
dan maaf ya usagi, terkadang aku mengintip sedikit Timelinemu untuk melihat seperti apa kekasih dari orang yang aku kagumi.
dan ternyata kau sama dengannya.
mengagumkan :)
pantas saja dia menyukaimu.
sekali lagi selamat :)
tapi maaf lagi, diam-diam aku masih merindukannya :')

usagi,
kau tau, kenapa aku mengagumi kekasihmu ?
kau tak tau ?
boleh ku ceritakan sedikit ?
hmm, awalnya aku mengaguminya lewat kata.
aku suka dengan racauannya yang terkadang lucu, puitis dan misterius.
aku juga suka dengan dia yang sangat unik.
tentu saja kau mengerti tentang keunikannya yang ku maksud.. :D
dan akhirnya suatu hari, aku pernah mendengar suaranya satu kali.
dan sejak itu, maaf.. aku mulai merasa ada yang aneh dalam dadaku.
ada suatu rasa yang cukup hebat mengguncang sukma, yang ketika itu mampu membuat semestaku berhenti sejenak.
dan yah, aku mengaguminya karena suara juga.
iya, suaranya. dia memiliki suara yang meneduhkan hati.
entahlah, aku sulit menggambarkannya seperti apa.
yang jelas, suaranya mampu membuatku tidak tidur semalaman.. :)
dan aku mulai err..... sedikit merindukannya saat itu.
duh, maaf ya. jadi curhat..:-|

hmm, usagi..
untuk yang ke sekian lagi aku ucapkan selamat yaa..
aku tak perlu mengatakan padamu untuk menjaganya karena aku yakin kamu akan melakukannya.
aku senang melihat tawanya ketika dia sedang bersamamu.
seperti memancarkan kebahagiaan yang jarang ku lihat sebelumnya. semoga tawa itu yang akan terus tergambar di wajahnya, selamanya..
dan aku harap kalian berdua mampu mewujudkan impian kalian untuk bertemu dan bernyayi bersama di bangku taman milikmu itu :')

sepertinya suratku ini sudah terlalu panjang ya :))
hmm, ku sudahi saja surat ini. maaf jika ada kata-kata dariku yang tidak berkenan di hatimu,
karena aku memang tidak pintar menulis surat.. :))
terima kasih sudah mau membuang banyak waktumu percuma hanya untuk membaca suratku yang tidak terlalu penting ini sebenarnya.. :D
yauda deh, makasih untuk perhatiannya ya usagi..

aku bahagia untuk kalian... :')


salam,



aku yang lancang merindukan kekasihmu.

Thanks for Bringing Laughter to My Boring Days

Dear @jonathanend,

Err… Jon, Jon, tiap liat twit kamu, saya minimal nyengir, tau. Kamu itu bisa aja ya. Segala hal bisa dibikin lucu. Bahkan waktu lagi ngomong masalah yang [sepertinya] serius pun kamu bisa lucu. Saya pengeeenn…bisa lucu kayak kamu. Ajarin dong, Joooonn… Saya nggak bisa ngelucu. Saya nggak lucu sama sekali, Jooonn… ( *nangis darah*

Kadang tu ya, Jon, saya udah kepengen nyamber kalo kamu dan temen-temenmu lagi maen apaan gitu di twitter. Tapi ya itu, nggak kepikiran, Jon. Saya nggak tau mau nge-twit apa. Saya bisanya cuma nge-twit hal-hal remeh yang cuma penting buat saya pribadi. Kenapa saya nggak bisa pleset-plesetan, Jon? Padahal, di dunia nyata, saya sering kepleset, kesandung-sandung, jatoh guling-guling… (tuh kan, Jon, padahal saya niatnya ngelucu, tapi nggak lucu kaaann… *nangis darah lagi*).

Kadang, saya iri sama kamu, sama Mol, Luluiii, dan si Ari yang nggak butuh usaha buat ngelucu. Kalian seperti…udah default-nya begitu… World’s so lucky to have you.

You bring laughter to my boring days. And I thank you so much for that… =)

(dikirim oleh @yoand di http://mungkinpuisi.wordpress.com)

Bukan Surat Cinta

Dear om @bukik..

Pertama-tama,mohon maap yg sebesar2 nya,karena akhirnya saya memberanikan diri untuk menulis surat ini,..

Ehm. Terus terang,waktu itu saya nggak tahu kenapa tiba2 saya ingin mengenal om bukik lebih dekat, disamping ingin mengetahui seluk beluk tentang HR,saya juga merasa ada chemistry karna kita merupakan lulusan dr kampus yg sama.

Eh om,mungkin saya tidak terlalu romantis,tapi saya ini jujur mengakui kalau anda ini hebat. Karena jujur, jarang orang2 yg dikenal sbagai netizen hebat itu dtgnya dr kota kita tercinta ini.

Dan... Anda dapat membuktikan bahwa,ternyata dr kota kita juga ada lho netizen yg berbakat.

Saya sebenarnya juga tidak menyangka kalau anda itu dosen, karena setau saya,jarang ad dosen yg hobinya itu mainan twitter.

Ya,mungkin..anda hanya beberapa diantara para dosen2 yg ajaib itu. dan mungkin, andalah dosen yg bisa menjadi inspirasi dosen-dosen lain agar mereka juga bisa bergaul dengan macam-macam jejaring sosial seperti yg anda lakukan saat ini.

Terus berprestasi ya om, dengan beberapa gerakan2 dan akun2 twitter lain hasil karyamu.
Semoga,semuanya itu dapat memberikan manfaat bagi semua orang ya, terutama pada saat ini, dimana kota tercinta kita sedang mengalami suatu kejadian yg sepertinya sudah bisa diprediksi jauh jauh hari sebelum terjadi.

tetaplah konsisten ya,untuk memajukan apapaun itu yg ada di Kota ini, bisa dengan kata-kata, cerita-cerita, hashtag-hashtag lucu, dan kicauan-kicauan apapun itu.

Dan semoga banyak pula dosen-dosen atau setidaknya orang2 dari kota tercinta kita ini,bisa mengikuti jejak kesuksesanmu.

Salam,
Dari yang mengagumimu dari linimasa

(dikirim oleh @widya_uffi di http://widya-aulia.blogspot.com)

Untuk orang sesat yang baik hati

Dear @shitlicious,


Menulis surat ini bukan berarti ini surat cinta yang boleh bikin kamu ge-er. I am just a big fan of yours *ok sekarang silahkan ge-er*.

Aku lupa bagaimana caranya bisa jadi followermu, apakah aku baca blogmu dulu atau aku follow kamu dulu di twitter. Either way twit-twitmu n blogmu selalu sukses bikin aku ngikik sendirian di saat-saat galau tengah malam.

Anyway sebelum kamu menjadi semakin melambung tinggi ke awan, aku harus ngasi peringatan bahwa isi surat ini akan penuh dengan pujian. Yes! Pujian. Gak pa-pa dong kalo hari ini aku mo muji2 kamu. Hari ini tema #30harimenulissuratcinta adalah selebritwit *bagiku kamu adalah termasuk selebriti di twitter* dan juga hari pertama aku ikutan #Misi21 yang mengharuskan aku melakukan hal-hal baru yang berguna untuk diriku sendiri dan orang lain. Maka hari ini misi pertamaku adalah memuji-mujimu. Kenapa memujimu bisa berguna buat aku? Karena setelah kupikir-pikir aku ini orangnya gengsian, jarang muji orang *maunya dipuji melulu* jadi aku harus belajar untuk enggak pelit-pelit mengeluarkan pujian.

Pertama kali aku follow kamu di twitter gara-gara aku lagi boring banget waktu hamil kemaren, gak bisa ngapa-ngapain, gak bisa keluar malahnya harus keluar dari kerjaanku demi menjaga jabang bayi yang rapuh ini. Aku yang tadinya gak bisa diem, workaholic n sosialista tiba-tiba harus dirumahkan ditambah dengan hormon yang bergejolak tak menentu akhirnya aku jadi galau. Itulah awalnya aku mulai memfollow orang2 yang lucu ditwitter, karna bisa ngebuat aku jadi ketawa n gembira. Salah satunya ya kamu. Soal-soal sesatmu bikin aku cekikikan sendiri kalo malem, sayang kamu kalo nge RT dikit banget. Jangan pelit2 nah, RT yg banyak dikit jadi aku gak cape cape ngeliatin dihashtag.

Aku juga suka sama kamu karna kamu enggak sombong, mau membantu sesama n berbagi pengalamanmu menulis, bahkan juga mendorong orang lain utuk mulai menulis. Sungguh mulia hatimu Lit. Tapi memang ya lebih baik kalo kita punya ilmu trus dibagi ke sesama, karna nantinya kita pasti akan menerima lebih banyak lagi. Bener gak sih..

Tadinya aku pikir kamu orang yang sangat lucu kaya kamu adalah orang yang selalu ceria tapi ternyata kamu menyimpan cerita sedih juga, sudah lama menjomblo dan selalu ditolak wanita *haduh maap ya jadi ngebuat kamu teringat-ingat penderitaanmu* Tapi baguslah kamu sedih, jadi kamu akan tau bagaimana cara yang tepat untuk menghibur orang dan aku yakin sebenarnya yang naksir kamu diam-diam pasti banyak. Aku enggak termasuk ya.. aku termasuk orang yang mengagumi kelucuan dan kebaikan hatimu saja.

Baiklah sekian suratku yang sekarang, maapkan omelan2ku yang kemaren ya.. maklumlah ibu2 labil, cepet marah tapi cepet baikan ;-)
Semoga kamu menjomblo terus jadi akan selalu ada untuk menghibur kami ditwitter *ah doa yang tidak benar* *ralat*
Semoga kamu terus berkarya n menghibur kami selalu dengan buku-buku n kelucuan sesatmu di twitter, juga semoga semua mimpi-mimpimu segera jadi kenyataan.

Penggemar Beratmu *sumpah aku gemeteran nulis yang ini, mengakui diriku buat jadi penggemarmu adalah ego yang berhasil aku runtuhkan sekarang huaaa..* *nangis di pojokan*

Utary
Ps: Demi Chiripa dan Pulgoso aku gak akan pernah mengijinkanmu merayu Loretta. *asah golok*

(dikirim oleh @utary di www.myutary.blogspot.com)

Minggu, 30 Januari 2011

Sang Pencipta Hashtag

@jonathanend Sang Pencipta Hashtag

Sudah berapa banyak hashtag yang kau buat??
Sudah berapa banyak followers yang kau buat tertawa dangan hashtag-hashtag lucumu??
Sudah berapa banyak perempuan yang jatuh cinta karena hashtagmu??

Wahai Joni sang pencipta hashtag, aku jatuh cinta padamu, terutama pada hashtag-hashtagmu itu, sejak pertama kali ku follow akunmu, aku tak pernah ingat sudah berapa banyak hashtag yang kau buat. Apa kau sendiri ingat dengan jumlah hashtag yang kau buat???

Oh Joni, apa kau playboy? kenapa dengan membaca tweetmu saja aku langsung jatuh hati padamu.
Kau tak pandai merangkai kata romantis seperti kak Zarry, kau juga tak sepuitis kak Kariz, tapi kau cukup keren dengan hashtagmu.

Aku pernah melihatmu di layar kaca, ya kau masuk tv Jon (eh emang muat ya masuk tv), pokoknya aku pernah melihatmu. Kau tak setampan Justin Bieber, tapi kau tampan dengan hashtagmu.

Kak Joniiiiiiiii, (aku teriak loh manggilnya hehe)jangan ledekin Kak Rahne terus, kasihan, dia kan jomblo, hehe :P

Ah sudahlah kak Jon, aku tidak tahu harus menulis apa lagi, cukup sekian surat kalengku ini, semoga semakin banyak hashtag yang tercipta dari tweetmu.

PS: jangan terlalu sering makan indomie, tidak baik untuk tingkat kelucuan hastagmu.

Teruntuk: Kamu, idola baruku. ( @popokman )

Jejaring sosial lah yang telah mempertemukan aku dengan kamu.
Membuat aku dapat mengetahui sosok yang begitu mengagumkan.
Membaca setiap susunan kata yang kamu rangkai, hingga hadirlah kamu di garis waktuku.

Popok,
Entah kamu sadar atau tidak,
Terhadap aku yang selalu suka dengan semua rangkaian kata yang kamu torehkan di jejaring sosial ini.
Tentang aku yang selalu suka dengan ungkapan yang sering tersirat dalam kata kata yang kamu tuliskan.
Entah siapa perempuan hebat yang hidup di masa lalumu itu.
Dan aku yang selalu suka dengan cara kamu berinteraksi dengan semua orang yang kamu anggap kawan, dan kamu tidak pernah segan mengundang mereka untuk hadir di kehidupanmu. Lebih dekat.

Popok,
Dengan surat ini aku hanya ingin mengungkapkan kekagumanku.
Betapa aku jatuh cinta dengan setiap rangkai kata yang kau hadirkan di garis waktuku.
Betapa aku iri dengan kepiawaianmu merangkai semua kata.
Betapa aku terpesona dengan semua kesederhanaan yang kamu hadirkan.
Dan betapa aku merasa berharga hanya dengan obrolan kecil yang tercipta diantara kita.


Bagiku, kamu adalah bintang. Melebihi astis sinetron, model, bahkan rockstar sekalipun.
Terimakasih, karena telah memberikan aku kesempatan berharga. Mengenalmu.



Aku. Satu dari ratusan orang yang hidup di garis waktumu.

Sebuah Surat (Buat kamu, Sang Peminjam Rindu )

Hai Sayang..

Apa kabar? Aku rindu kamu.
Dan rindumu yang dulu, belum kukembalikan. Jujur, itu memang aku sengaja simpan. Entah sampai kapan, sampai aku mati, hidup lagi, mati lagi, hidup lagi, dan begitu seterusnya. Aku selalu suka rasa sesak di dada, ketika rindu itu mulai bekerja.
Jika tiba waktunya bereaksi, rindu tentangmu menjelma menjadi gumpalan udara mematikan yang menyumbat aliran nafas. Menyakitkan, menyesakkan, tapi aku suka. Buatku, mati ketika menahan rindu adalah kematian yang indah. Tak jauh beda dengan kematian ketika menukar nyawa demi dia yang kita kasihi. Ah, dua-duanya selalu ingin kulakukan untukmu. Seperti kebersediaanku melakukan itu demi ibuku. Sayangnya, kesempatan sekali seumur hidup itu kusia-siakan dengan cara yang salah.

Ini baru semenit yang lalu aku bicarakan, dan sekarang rindu tentangmu mulai mengganda. Mereka bertingkah seperti amoeba. Rindu ini membelah diri, dan seakan-akan mulai menggerogoti beberapa rusukku lagi. Berkat rindu ini, mungkin kamu menjadi satu-satunya wanita yang mengambil lebih dari satu rusuk pria, sebagaimana yang dicontohkan Hawa terhadap Adam.
Kadang aku membayangkan, kita dilahirkan sebagai sepasang kembar siam. Yang menempel di dada. Kita hanya memilikki satu hati. Dan mungkin atas kebesaran Tuhan, dokter-dokter itu berhasil memisahkan kita seperti segalanya biasa saja. Tapi aku yakin, tanpa mereka tahu, hati kita berdenyut dengan ritme yang sama, dan menetralisir racun dengan kekuatan yang tak beda.

Aku selalu senang, jika memilikki kesamaan denganmu. Kenyataan-kenyataan seperti itu membuatku tambah giat mengoleksi segala perasaan yang kamu hasilkan. Entah itu rindu, cinta, sayang, bahkan luka.

Ah, bicara tentang luka. Mungkin itu lah jenis perasaan yang sering kamu hadiahkan ketika kita bersinggungan. Perih, pedih, sakit, semua terasa seperti menu harian. Rasa perih ketika mendapati kamu yang mendamba pria lain, sama banyaknya dengan sakit ketika aku tahu kamu meninggalkanku demi dia, pria yang kamu anggap lebih baik.
Air mata? Entahlah. Aku lupa bagaimana rasanya, ketika cairan itu mengair melewati pori-pori wajah. Seingatku, dulu air mata terasa hangat. Iya kan, sayang? Aku lupa. Aku sudah cukup lama tak menangis. Bukan karena aku jarang bersedih. Lebih tepatnya, kesedihan yang kurasa tiap kali kamu sakiti, melampui fase tangis biasa. Entahlah, aku juga tidak begitu mengerti apa istilahnya. Bahkan membayangkannyapun aku ketakutan. Sudahlah, abaikan sebelum aku mengompol disini.

Sejak kamu pergi, aku selalu mencoba mencari cara membuat rindu tentangmu dengan tanganku sendiri. Berhasil, walau tidak sesempurna yang biasa kamu hadiahkan, rinduku ini penuh kecacatan. Maklum saja, kepingan ingatan tentang kita dulu banyak yang sengaja aku rusak. Sebentar setelah kamu pergi, aku bertingkah seperti orang gila kebanyakan. Menghantamkan kepala ke dinding, memukul teralis besi dengan tangan telanjang, yang biasanya diakhiri dengan balutan perban seadanya, atau malah kubiarkan terbuka.

Pasti kamu mulai bertanya, kenapa tiba-tiba malam ini aku bercerita tentang rindu. Jawabnya sederhana, setelah beberapa lama rasa itu aku endapkan, akhirnya rindu itu datang kembali. Malam ini.

Iya, aku rindu kamu. Rindu aroma hangat tubuhmu sehabis mandi. Rindu akan sakit yang sengaja kamu torehkan di dada. Rindu akan kecupan tiga kali di dahi, pipi dan masing-masing bibir kita. Diakhir dengan pelukan tiga puluh detik yang erat. Aku rindu kamu. Apapun yang telah terjadi. Seberapa sakitpun yang masing-masing kita rasakan. Mudah-mudahan kamu juga merasakan hal yang sama. Jika tidak, kumohon berpura-puralah, sayang. Buat aku tersenyum di dalam sini. Di himpitan bumi yang selalu kamu injak. Bumi yang sering dijatuhi ludah dengan sembarang oleh suamimu.

Ya sudah, tak sepantasnya aku membuat surat terlalu panjang. Aku masih ingin menghemat rindu. Untuk kunikmati sampai kiamat tiba. Terima kasih atas doa-doamu yang sepertinya telah alfa setahun lebih lamanya. Iya, sejak kunjungan terakhirmu dulu itu. Dan terima kasih, jika di kunjungan berikutnya, kamu membawa bunga lili segar untuk memperindah istana kecilku ini.
Wah, aku sudah dipanggil Romi. Dia tetanggaku, dan malam ini adalah ulang tahun hari kematiannya. Aku menjadi salah satu panitia acara, dan tampaknya aku harus bergegas sekarang. Baik-baik ya sayang. Maaf untuk spasi yang begitu besar ini. Aku sayang kamu. Selamanya, sampai Tuhan bosan membunuhku melalui cinta yang kuserahkan padamu.




Dariku.
Almarhum penikmat rindumu.


---Oleh:


(diambil dari: www.popokbekasku.blogspot.com )

Heart


Dear heart,
I’m sorry to make you cry again the last two days. I feel your pain. I feel hurt too. I can’t promise you to be fine all the time. But I can assure you that I will take care of you. I will not let anybody break you again.
Will you be patient, heart? I’m working on your happiness. May the man whom I trust to love you together is the last one. Let’s cross our fingers.
And until that day, hang on tight, okay.
Love you always.

Berhenti

Hey…


Sudah berulangkali saya katakan kepadamu bahwa tidak ada seorang lelaki didunia ini yang paling saya inginkan kecuali kamu. Mengapa masih saja mempertanyakan hal-hal yang seharusnya tidak perlu kamu pertanyakan lagi ?


Apa yang kamu khawatirkan ? Setiap saat kita selalu bersama… setiap waktu kamu selalu memeriksa isi telepon genggam saya, bahkan kamu memiliki semua kata sandi surat elektronik dan jejaring sosial saya. Kamu tahu betul siapa teman-teman saya, bahkan kebiasaan atasan saya di kantor pun kamu tahu.


Saya melaporkan semua aktivitas saya seharian padamu, tiap saya makan dan minum juga tiap saya beribadah atau pergi ke toilet sekalipun. Lagipula saya sudah kapok ketika saat itu menurutmu saya terlambat pulang padahal saya sudah memberitahukan padamu lewat pesan singkat di telepon genggam bahwa saya pulang tepat pada waktunya. Sayang sekali koneksi telekomunikasi saat itu tidak mendukung komunikasi kita berdua dan kamu pun mengamuk hebat. Masih banyak lagi hal mengerikan darimu yang membuat saya kapok untuk tidak menuruti semua maumu.


Jadi berhentilah menuduh saya yang bukan-bukan, berhentilah menganggap saya membohongimu selama ini… Apakah kamu tidak tahu dengan cara dan sikapmu memperlakukan seperti ini pada saya, setan pun enggan berkonspirasi dengan saya.


(oleh ZahriMaya di http://sofacokelat.tumblr.com/post/3014315917/berhenti)

Mate

Dear My mate.

ya,aku sering memanggilmu seperti itu, mate. itulah nama panggilanku kepadamu.
kenapa, karena aku sering menganggap bahwa kita memang pasangan, pasangan yang tanpa kita sadari kita akan selalu terkait satu dengan yg lainnya.

menurutku,kita bagaikan sepasang tangan, yaitu tangan kanan dan tangan kiri.
kita berdua harus selalu ada. selalu lengkap dan selalu saling bekerja sama.
coba kau bayangkan, bila salah satu pasang tangan itu tidak ada.
pasti akan ada yang kurang sempurna bukan?

Mate, ingatkah kamu awal kita dekat dulu. kalau kau merasa itu adalah 3 tahun yang lau, sepertinya kamu salah.
aku sudah merasa mengenal dan dekat denganmu jauh sebelum kita dekat 3 tahun yg lalu itu.
memang,kalau dahulu itu, kita tidak terlalu dekat, mungkin kita hanya saling kenal saja.
tapi aku sudah merasa, ada sesuatu yang nantinya akan kita jalani dan lakukan bersama dikemudian hari.

Mate,mungkinkah kamu tau mengapa kita aku merasa kita berdua bisa seperti ini?
itu karena kita berdua memang memiliki kemiripan yang sama. kita memiliki kesamaan dalam beberapa hal.
yang kadang hal tersebut dapat membuat kita bertengkar, atau tertawa bersama.


tapi,kadang aku juga sering merasa sedih jika kita mulai bertengkar,
ya kadang-kadang kita sering bertengkar untuk sesuatu yg tidak terlalu penting,
kita sering bertengkar akibat masalah-masalah yg katamu sepele,
namun itu cukup membuatku bersedih.

tapi setelah pertengkaran itu,pasti kamu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk membuatku kembali senyum lagi.

mate,ingatkah kamu atas kebiasaan-kebiasaan kita dulu?
kita sering bermain nama-nama calon bayi.
tidak jelas itu bayi siapa, yang pasti nama bayimu selalu nama-nama asli Indonesia.

kemudian kita sering berencana untuk pergi bersama ke luar kota maupun berwisata, namun sampai saat ini juga belum terealisasi akibat kesibukanmu itu.
dan banyak sekali, waktu yang telah kita jalani bersama baik itu dalam suka maupun duka.

Mate,apakah kamu percaya bahwa semua ini sudah ada yang mengatur dan merencanakannya?
bahkan terhadap kejadian akhir-akhir ini,dimana kita berdua bisa tetap saling dekat.
padahal waktu itu aku merasa itu sangat tidak mungkin terjadi, dan waktu itu aku sudah mulai belajar untuk tidak tergantung denganmu,lagi!

Mate,Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu? cukup satu pertanyaan saja.
pertanyaanku adalah, apakah kita tetap bisa dekat seperti ini selamanya?
apapun jawabanmu itu, semoga semua nya menjadi yang terbaik untuk kita.

salam,
your mate.

Surat (tentang) Cinta

Untuk kamu yang disana membaca surat ini, yang dulu disini menyusun kata membuat surat ini.


Tak mengerti?


Sudahlah!


Aku, kamu, kita memang tak pandai urusan S-P-O-K.


Karena kamu, begitu juga aku selalu merasa mengapa sesuatu yang bisa begitu mengalir seperti kata yang akan terucap harus mandek karena rumus subjek-predikat-objek-keterangan-nya tak sesuai.


Biar saja yang lain berdebat.


Toh kita mengerti.





 Baik,


Saat kamu membaca ulang surat ini, aku sudah tak lagi ada.


Aku sudah menjelma jadi bentuk lampau.


Kisah lalu, yang akan terus mengikuti langkahmu.


Hingga nanti.


Sesuatu yang nyata tapi tak lagi dapat disentuh.





Surat cinta.


Itu yang mau aku buat.


Untuk kamu.


Ya, aku adalah kamu, kamu adalah aku.


Hanya masa dan cerita selama masa itu yang membedakan kita.


Lalu aku menyurati diri sendiri?


Pasti kamu saat ini menganggap ku gila.


Eh! Tapi kalau aku gila, kamu juga gila!


Kalau dipikir lagi…


Iya sih!


Gila!


Buat surat cinta kok untuk diri sendiri.


Apa tidak ada pria yang mau mengirimnya untuk kamu? Untuk aku? Untuk kita?


Baiklah…


Untuk menyarukan kegilaan kita, bagaimana kalau aku tambahkan satu kata diantara ‘surat’ dan ‘cinta’?


TENTANG!


Ya, Surat Tentang Cinta.


Karena memang surat ini untuk kamu, agar kamu ingat tentang cinta, tentang dia, dan semua tentang kalian berdua.


Bukan surat cinta dari aku untuk kamu, -yang adalah satu substansi yang sama-.


Aku bukan Narcissus yang cinta pada dirinya sendiri.





Saat kamu membaca surat ini, tak ada yang dapat menjamin bagaimana keadaanmu disana.


Apa dia masih dengan mu?


Apa cinta masih bersama kalian?


Tak ada jaminan.


Andai saja perusahaan asuransi berani menjamin cinta…


Tapi tidak.


Jadi apa pun yang telah dan akan terjadi antara kamu dan dia saat kamu baca surat ini, aku hanya mau kamu mengingat.


Mengingat tentang cinta yang pernah (dan semoga akan terus) kalian punya.



Apa kamu ingat?



Apa kamu ingat?


Apa kamu ingat bagaimana kalian bertemu pertama kali?


Dia kakak ospek bertampang sangar, bertubuh subur, memakai ransel yang kekecilan untuk ukuran tubuhnya, mondar-mandir sana-sini sambil teriak-teriak.


Mengganggu acara ‘mencuri tidur’-mu saat sesi materi dari dekanat.


Kalau saja itu bukan acara ospek, dia bukan kakak ospek, dan kamu bukan mahasiswa baru, kamu pasti sudah melempar apa saja yang bisa dilempar kepadanya karena berani mengganggu tidurmu.





Apa kamu ingat?


Apa kamu ingat persis bagaimana kalian jadi dekat?


Aku rasa tidak.


Saat aku menulis surat ini untuk mu pun, aku tak ingat jelas bagaimana kronologisnya.


Tapi kamu pasti ingat jelas.


Ingat bagaimana ia mendadak memenuhi harimu, memenuhi hidupmu.


Dan kamu senang hidupmu mendadak penuh dengan semua tentang dia.


Kamu juga tentu ingat pernah menyangkal kalau kamu senang ia masuk ke hidupmu.


Tapi, cinta tentu saja menang mutlak diatas penyangkalan itu.





Apa kamu ingat?


Malam itu di Puncak.


Makrab angkatanmu.


Saat yang lain sibuk dengan api unggun…


Kamu dan dia, meskipun tak berdua, menyelinap ke luar villa.


Mamang-mamang jagung bakar dan poffertjes jadi saksinya.


Puncak pas, tengah malam.


Dan kamu sok jagoan keluar villa dengan celana pendek.


Untung saja ada pashmina dalam mobilnya.


Pashmina itu ia gunakan untuk menghangatkanmu.


Ya, sangat hangat.


Meski sebenarnya hangat itu tak utuh ulah pashmina, tapi juga ulah desiran adrenalin yang mengalir dalam darahmu saat itu.


Adrenalin yang mengalir dari jantung bersama deg-degan mu.


Pashmina yang saat aku menulis surat ini terlipat rapi dalam lemariku.


Yang masih bisa membuatku tersenyum tiap melihatnya.


Apa saat kamu membaca ulang surat  ini, pashmina itu masih bisa membuatmu tersenyum?





Apa kamu ingat?


Restoran cepat saji di bilangan Cibubur?


Lewat tengah malam.


Kamu yang sableng memesan orange juice porsi besar dengan banyak es.


Bukan pilihan yang bagus untuk waktu tengah malam.


Dia yang menyusul masuk setelah parkir, masuk ke dalam tanpa alas kaki.


Nyeker!


Mondar-mandir dalam restoran cepat saji yang diikuti cekikikan iseng si pramusaji.


Kemudian semua pesanan siap.


Oh ya, jangan sampai lupa, ada seorang sahabat di dalam mobil, yang perannya cuma pindah tidur.


Aku bahkan curiga saat itu dia sebenarnya pingsan.


Lalu…


Kamu dan dia kembali ke rumah seorang teman, yang saat itu lebih pantas disebut markas, rumah yang hari itu dijadikan tempat menginap segerombolan teman untuk merayakan sebuah kemenangan.


Semua normal-normal saja.


Awalnya.


Mobil mulai masuk ke dalam kompleks, jalannya melambat.


Sampai di suatu polisi tidur, tiba-tiba dia mengecup lembut keningmu untuk pertama kali.


Kamu diam.


Andai saja dia tahu kalau saat itu mendadak ada puting beliung di rongga dada dan perutmu.


Sahabat pun diam, jelas saja, ia asik dengan tidurnya.


Dia…


Entah apa yang dia rasakan saat itu.






Apa kamu ingat?


Bandung, Dago Pakar, malam sehabis hujan.


Tepat saat ulang tahunmu.


Dia yang biasanya punya seragam kebangsaan: kaos oblong warna putih, abu-abu atau biru–celana jeans–sendal karet atau sukur-sukur sepatu futsal, hari itu sangat rapi.


Ganteng.


Meski sebenarnya dengan seragam kebangsaannya pun kamu juga sudah bisa dag-dig-dug dibuatnya.


Makanan dan minuman sudah habis.


Menyisakan rasa kenyang dan nyaman ditemani angin malam Dago sehabis hujan.


Sahabat-sahabatmu yang hari itu juga ikut mendadak beser seketika.


Semuanya kabur ke toilet.


Menyisakan kamu dan tentunya dia.


Berdua.


Dug-Dug-Dug.


Jantungmu berdetak lebih cepat.


Dia menarik tanganmu, mengggenggamnya.


Meminta kamu untuk jadi pacarnya.


Satu tangannya menyelusup ke dalam kantong bajunya, mencari sesuatu.


Sebuah cincin bermata satu.


Mencoba memasangkannya di jari manismu.


Kalau itu cerita romantis pasti si cincin langsung bertengger manis di jarimu.


Sketsa cerita sedikit berganti ke sketsa komedi.


Ternyata cincin itu sedikit lebih mungil dari ukuran diameter jari manismu.


Dia yang sadar cincin itu tak muat dengan jari manismu langsung gelagapan.


Kamu..


Kamu terlanjur jatuh cinta.


Kamu bilang mau jadi pacarnya.


Kamu pindahkan cincin itu ke jari kelingking kirimu.


Pas!


Cincin yang mungil yang hingga saat aku menulis surat ini masih melekat manis di kelingking kiriku.





 Apa kamu ingat?


Berapa kali kamu menangis untuk dia?


Tak sedikit.


Bukan, bukan karena dia laki-laki dan dia brengsek.


Bukan.


Tapi karena kamu cinta dia.


Kamu jadi lebih lemah dan cengeng di depan dia.





Apa kamu ingat?


Sekali-dua kali, saat kalian sama-sama terlalu marah, putus jadi pilihan.


Untungnya rasa yang kalian punya selalu berhasil buat kamu dan dia bersama lagi.





 Apa kamu ingat?


Saat dengan bodohnya kalian mengusap ingus di hidung masing-masing.


Karena kamu tak kuasa menolak ciumannya saat kamu sedang flu berat.


Kamu sudah tahu pasti akan menularkan.


Begitu juga dia, dia sudah tahu pasti tertular.


Kalian hanya tak mau ambil pusing.


Itu hanya ciuman.


Flu urusan belakangan.





 Apa kamu ingat?


Bagaimana dia bisa membuat kamu merasa PMS di luar jadwal.


Mau marah, ngambek dan ngomel-ngomel.


Lalu hanya dengan satu-dua hal kecil dia bisa membuat kamu nyengir dan luluh lagi.


Kamu terlalu sayang dia, sehingga kamu tak akan mampu semarah itu padanya.





 Apa kamu ingat?


 Aku akan selalu ingat.


Saat kamu membaca ulang surat ini, semoga kamu belum lupa tentang cinta itu.


Kalau kamu memang lupa, semoga setelah membaca ulang surat ini kamu bisa mengingat semuanya dengan jelas.


Mengingat tentang kamu, tentang dia, tentang kalian.



—Bersambung…—






***Ya, bersambung meski ini bukan sinetron. Bagaimana mungkin sebuah surat bisa cukup untuk mencakup semua rasa tentang cinta yang penah dan akan ada antara kamu dan dia? Sebuah surat tentang cinta tak akan cukup untuk merangkum rasa kamu dan rasa dia. Setidaknya dengan ‘bersambung’ yang aku sematkan diatas, meskipun nantinya aku lupa atau terlalu malas merangkai kata untuk surat tentang cinta episode dua, kamu akan ingat: bersambung.


Bersambung…


Bahwa kamu pernah merasa, rasa diantara kamu dan dia tidak akan berkesudahan




***Satu lagi. Ingatlah, saat aku membuat surat  ini, beberapa hari lagi (di masa aku tentunya) kamu dan dia akan genap membodoh selama 3.5 tahun. Angka biasa.Tapi kamu ingat kan? Semua tentang dia dan kamu akan selalu jadi spesial.


 Dari aku untuk kamu, yang tak lain dan tak bukan adalah diriku sendiri di masa depan nanti.


 Mia Hasan.


(oleh mhiehasan di http://miahasan.wordpress.com/2011/01/30/surat-tentang-cinta/)